Nikah sama dengan Separuh Agama ..... ???


Di Masjid Al Maun itu ...

terdengar keras kalimat
"qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur..."
d balik sound system yang sudah d persiapkan sejak lama

Kalimat itu ku ucapkan sekali
Yap...
cukup sekali saja

ketika aku berjabatan tangan dengan ayahnya
Alhamdulillah, telah ku singkirkan
rasa2 grogi
rasa2 takut
rasa2 gemetar

Tapi aku juga manusia biasa
aku punya hati
aku punya otak
aku punya nurani

ini bukan kalimat biasa
ini bukan ijab Qobul biasa

ini adalah kalimat yang sama kedudukannya dengan separuh agama
bukan2 main2 , Kawan
separuh agama ...

seperempat agama aja ... nyampe nya gimana aku juga bingung
apa dengan sholat tahajud tiap hari saja = 1/4 agama
apa dengan rajin puasa = 1/4 agama
apa dengan rajin amal =1/4 agama
Wallahu a'alam
yg pasti aku bingung 1/4 agama itu sampai mana...
tentu tidak bisa d bandingkan sih

Tapi 1/2 agama itu sudah jelas,
ALLAH memberi kita jalan untuk menggenapi separuh agama
dengan kalimat "qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur..."

Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu berkata, telah bersabda Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”. (HR: Thabrani dan Hakim).

Subhanallah ...
ALLAHU AKBAR ... !!!

Nizar Ihromi H
lg support @ Indosat Daan Mogot

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Aqod itu setara dengan perjanjian Allah dengan para nabi yang mengemban risalahNya

Cintaku...

aqod itu yang membuat seorang wanita, hanya mengharap ridho Tuhannya memeberikan ketaatan sepenuhnya kepada seorang lelaki asing dimana awalnya ketaatan itu adalah milik Ayahnya...

dengan penuh rela...ikhlash...hanya untuk ridho Robbnya

Suamiku...

yang dengan ridho itu..
kita meningkat keiman kita
kita meningkat ketaqwaan kita
kita mampu berjuang menegakkan kalimat Nya

terasa utuh bukan...yang awalnya ada yang hilang dari jiwa...dipenuhi dengan jiwa seseorang yang mengikat janji di hari pernikahan...

Subhanallah...

herizal alwi mengatakan...

Menikah untuk menyempurnakan separuh agama, cukupkah?

”Apabila seorang hamba menikah maka sungguh orang itu telah menyempurnakan setengah agama maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam setengah yang lainnya.” (H.R. Baihaqi)

Hadist di atas sangat masyhur di kalangan muslim. Tapi sayang, yang banyak dibicarakan sekedar menikah itu menyempurnakan separuh agamanya. Padahal kan nggak berhenti di situ. Coba kita amati lagi hadist tersebut. Di bagian belakang hadist tersebut ada kata-kata "...maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah dalam setengah yang lainnya".

Ini yang mungkin kurang dibahas. Bahwa menyempurnakan agama itu nggak cukup hanya separuh saja (dengan jalan menikah). Tapi mustinya ada ghirah, ada semangat untuk menyempurnakan agamanya secara utuh. Nggak lucu dong kita menyempurnakan tapi separuhnya doang. Ibarat kita bangun rumah tapi temboknya cuma setengah tingginya trus nggak ada atapnya. Mana bisa dipakai buat berteduh, ya nggak?

Terus bagaimana tuh caranya? Nggak ada cara lain, ya dengan bertakwa kepada Allah supaya agamanya sempurna, utuh.

Nah, di sinilah pernikahan itu akan menjadi barokah, akan menjadi manfaat ketika pernikahan itu dipakai sebagai sarana meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Jadi mustinya pernikahan itu membuat ketakwaan atau paling tidak semangat seseorang untuk memperbaiki ketakwaannya kepada Allah meningkat. Ibadahnya makin rajin, shodaqohnya makin bagus, yang jadi suami lebih rajin, lebih semangat nyari nafkah, dll.

Jadi lucu kalau ada orang yang setelah nikah justru ibadahnya melorot. Musti ada yang dikoreksi dalam dirinya. Apa nih kira-kira yang salah?

Lalu ada pertanyaan begini: kan nggak ada ukuran baku buat menilai ketakwaan seseorang naik apa nggak, gimana cara ngukurnya?

Kita mah nggak perlu menilai orang lain ya. Cukup kita nilai diri kita sendiri. Setelah nikah, shalat kita gimana? Shadaqah kita gimana? Ngaji kita gimana? Intinya, seberapa baik kita menjalankan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya. Ada perbaikan, tetep segitu aja, atau malah merosot?

Yuk, yang udah pada nikah kita introspeksi diri lagi, muhasabah lagi. Tapi nggak cuma yang udah nikah aja. Yang belum nikah juga kudu introspeksi, kudu muhasabah. Mempersiapkan diri dan mengingatkan diri sendiri supaya kalau nanti udah nikah tambah baik lagi.

Jadi sekarang kita punya goal nih, punya target yang amat sangat penting buat kita raih.
Targetnya: MENYEMPURNAKAN AGAMA SECARA UTUH, NGGAK CUMA SETENGAH.